KASUS BK DI SEKOLAH : "AKU DIBILANG BAJINGAN"

Tugas konselor di sekolah penuh riak tantangan. Satu sisi, harus bisa dekat dengan siswa, agar mereka tidak enggan menemui konselor ketika menghadapi suatu masalah. Di sisi lain, tidak jarang kebijakan sekolah menuntut konselor menghukum siswa yang melanggar peraturan. Sehingga konsep konselor sebagai pendamping siswa terdegradasi menjadi konselor sebagai polisi sekolah. Akibatnya, tidak jarang terjadi, konselor justru menjadi momok atau bahkan dimusuhi siswa. Pengalaman Mas Sunarin bisa menjadi contoh. Suatu saat ia diminta menangani siswa yang terlambat masuk sekolah. Bukannya merasa bersalah atau takut saat menghadap konselor, sang siswa justru masuk ruang BK dengan menggebrak pintu sambil marah-marah. "Aku dibilang bajingan," kata Mas Sunarin. Entah bagaimana prosesnya, yang jelas siswa tersebut akhirnya dikeluarkan dari sekolah.
Rupanya si siswa tidak terima diberhentikan begitu saja. Dia datang ke sekolah sambil membawa celurit! Dengan membawa tuntutan agar uang BP3 yang telah dibayarkan, dikembalikan. Menghadapi ulah siswa yang nekad tersebut, Mas Sunarin memilih jalan damai. Tuntutan siswa tersebut dikabulkan.

Saya yakin, kasus semacam itu banyak dihadapi konselor dengan permasalahan berbeda. Anda pun bisa berbagi kisah untuk diambil hikmahnya oleh teman-teman lain. Ditunggu! (Tono)

Artikel Terkait

KASUS BK DI SEKOLAH : "AKU DIBILANG BAJINGAN"
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email