REIKI & TDS AIR, SEBUAH PENGALAMAN

Belum lama ini istri saya mengikuti pelatihan Reiki tingkat dasar, yang diselenggarakan oleh yayasan Waskita Reiki. Seusai menjalani penyelarasan, seperti lazimnya, ia wajib melakukan self-healing 1jam setiap hari selama 21hari tanpa putus, sebagai penyempurnaan proses inisiasi Reiki. Hal ini dijalani dengan tuntas.

Tidak lama lagi saya berencana membuka usaha depo air minum isi ulang. Untuk keperluan tersebut, saya membeli TDS meter, yaitu alat untuk mengukur kadar unsur padat yang terlarut (total dissolved solids) dalam air, seperti aluminium, besi, perak, senga, mangan, garam dan sebagainya. Dengan alat tersebut saya dapat mengukur kualitas umum air bahan baku depo. Bahan baku air untuk depo air minum isi ulang disyaratkan memiliki ukuran TDS tertentu, yang dinyatakan dalam satuan ppm (part per million) atau miligram per liter. Umumnya air bahan baku yang layak diolah memiliki TDS dibawah 200ppm.

Bagi mereka yang baru menjalani penyelerasan atau inisiasi Reiki, sering muncul keraguan dalam dirinya bahwa ia sekarang telah memiliki kemampuan untuk mengakses energi Reiki. Bagaimana mungkin itu terjadi dan bisa dirasakan, sementara ia tidak bisa membuktikan perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat inisiasi Reiki? Biasanya Master Reiki yang melakukan inisiasi akan meyakinkan tentang kemampuan menyerap dan menyalurkan Reiki untuk penyembuhan itu benar-benar telah dimilikinya. Inisiasi tidak pernah gagal dan berlaku selamanya, tentu dengan “ daya kekuatan” berbeda setiap individu, tergantung sering-tidaknya seseorang melatihnya, misalnya melalui meditasi dan self-healing.

Tetapi tetap saja, keraguan dan rasa penasaran selalu muncul. Benarkah saya sekarang bisa menyembuhkan diri sendiri dan orang lain dengan menyalurkan energi Reiki? Katanya energi Reiki itu bisa dirasakan, misalnya berupa getaran halus pada telapak tangan yang telah diniatkan untuk menyalurkan Reiki? Kok telapak tangan saya biasa-biasa saja tuh? Nggak ada terasa getarannya? Bingung!! Jangan-jangan inisiasi saya gagal, atau jangan-jangan saya cuma dikibulin sama Master Reiki yang menginisiasi saya? Pertanyaan dan ketidakyakinan seperti itu, dulu juga menghinggapi diri saya, ketika baru mendapat inisiasi Reiki. Bagaimana ya untuk meyakinkan dan menunjukkan bahwa saya mampu menyalurkan Reiki? Apa contoh yang bisa menjadi bukti untuk meyakinkan bahwa inisiasi Reiki benar-benar terjadi?

Salah satu praktik yang diajarkan Reiki Master untuk merasakan adanya energi Reiki adalah menggunakan media air. Yaitu kita diminta minum seteguk, biasanya air mineral gelas, dan merasakannya. Selanjutnya kita menyalurkan Reiki ke dalam air tersebut yang diletakkan di depan kita selama beberapa waktu. Lalu kita mencicipi lagi air tersebut yang telah diberi energi Reiki dan merasakan perbedaannya. Biasanya yang terjadi, kita tidak dapat merasakan perbedaan rasanya. Dan ini menambah pertanyaan-pertanyaan dan rasa penasaran dalam diri.

Keberadaan TDS tadi, tiba-tiba memunculkan pemikiran, bisa nggak ya TDS meter digunakan untuk mengetahui keberadaan energi Reiki pada air yang dipapar energi Reiki? Kira-kira ada nggak ya pengaruh Reiki terhadap angka TDS meter? Apakah Reiki bisa menurunkan angka TDS pada air yang dipapar energi Reiki? Saya ajak istri saya melakukan percobaan ini. Setidaknya kalau percobaan ini berhasil, maka bisa digunakan sebagai bukti untuk meyakinkan mereka yang baru mendapat inisiasi Reiki. 

Buat saya pribadi hasilnya bisa untuk membandingkan kekuatan energi Reiki saya dengan istri saya.

Untuk melakukan percobaan ini, air yang digunakan adalah air dari sumur bor di rumah kami, sebanyak 1/3 gelas. Tes awal menunjukkan TDS air adalah 184ppm.
Dengan masing-masing memegang 1 gelas air, sambil menyalurkan Reiki, kami melakukan afirmasi : turunkan TDS air dalam gelas ini. Selama sekitar 2 menit kami menyalurkan Reiki. Lalu kami mengukur kembali TDS air yang telah di-Reiki.

Hasil pengukuran ulang TDS air pada gelas saya sebanyak tiga kali, menunjukkan angka : 182, 182, 183. Atau rata-rata adalah 182,3ppm. Berarti turun 1,7ppm dari angka awal.

Hasil TDS air pada istri saya, berturut-turut adalah 182, 182, 181. Atau rata-rata 181,6ppm. Berarti turun 2,4ppm dari angka awal.

Kesimpulannya, hasil Reiki kami terhadap air, berhasil menurunkan angka TDS setelah diukur dengan TDS meter digital. Dan ternyata istri saya mampu menurunkan angka TDS lebih banyak dari saya. Dengan kata lain, energi Reiki istri saya yang baru mendapat inisiasi Reiki sebulan lebih kuat dari energi Reiki saya yang bertahun-tahun lebih dahulu mendapat inisiasi Reiki.

Pertanyaannya kemudian, sejauhmana hasil percobaan kami valid? Benarkah turunnya TDS air semata-mata faktor energi Reiki yang kami salurkan? Bukan suatu kebetulan belaka?

Untuk menuntaskan pertanyaan ini, saya membandingkan TDS air yang dibawa istri saya dari kegiatan penyembuhan massal oleh yayasan Waskita Reiki pada siang harinya, dengan TDS air mineral gallon di rumah kami yang merknya sama. Diasumsikan, air mineral (kebetulan merek terkenal) yang sama memiliki angka TDS yang sama. 

Hasil pengukuran, air yang dibawa istri saya dari kegiatan penyembuhan massal TDSnya 118ppm, sedangkan air gallon di rumah kami TDSnya 153ppm. Selisih TDS yang cukup banyak ini kiranya berasal dari pengaruh besarnya energi Reiki yang disalurkan oleh Master Reiki Bpk Sunardi HS dan koleganya selama proses penyembuhan massal.
Semoga!

(Tono Soegijanto)

Artikel Terkait

REIKI & TDS AIR, SEBUAH PENGALAMAN
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email