Antara Ikabela, Ikabeka dan Isabela

Soal ide Ketika teman kita Riadi, melontarkan ide reuni via sms, saya sempat bingung. Ada-ada saja, pikir saya, mana asyiknya reuni cuma lewat sms. Walau begitu, saya sempat juga sms-an beberapa kali dengan beliau. Belakangan saya mulai bisa mengerti makna tersirat dibalik ideanya itu. Mungkin Riadi, seperti juga teman lain, walaupun sangat mengharapkan adanya reuni, tapi merasa pesimis harapan itu bisa terwujud. Lantas timbul angan-angan, kalau tidak bisa reuni beneran, paling tidak bisa reuni orang per orang (wah, kayak konseling face to face ya) dengan sms. Namun, rupanya Tuhan mendengar keinginan teman-teman. Di awal tahun ini, kita para alumni BK UNS Angkatan 82, setelah berpisah 20 tahun, dipertemukan dalam sebuah reuni yang cukup gayeng. Saya bisa merasakan dan membayangkan kegembiraan teman-teman yang hadir, walaupun hanya melalui rekaman vcd yang dikirimkan panitia (trims banget yaa). Saya yang sempat down karena tidak bisa menjadi bagian dari kebahagiaan reuni, menjadi terhibur mendapat kabar bahwa teman-teman telah berkomitmen akan mengadakan reuni setiap 2 tahun sekali. Sangat surprise bagi saya, karena dalam bayangan saya reuni tersebut akan menjadi reuni pertama sekaligus terakhir bagi Angkatan kita, ternyata dimentahkan oleh tekad teman-teman untuk bisa bertemu lagi. Berarti masih ada kesempatan kedua buat saya.

Hasil reuni makin meyakinkan apa yang saya sampaikan via sms, yang dibacakan saat reuni, bahwa kita bukan cuma sebuah angkatan, tapi SEBUAH TIM yang sangat kompak. Dua puluh tahun berlalu dan kekompokan itu masih terjaga. Saya sangat bangga dengan teman-teman. Tidak banyak, atau malah mungkin belum ada, reuni yang hanya melibatkan satu angkatan. Kebersamaan itu ternyata tidak tergerus oleh waktu. Karena itu saya merasa eman kalau kebersamaan kita habis begitu saja. Mestinya ada yang bisa dilakukan lebih dari sekedar reuni, lalu selesai. Harus ada mata rantai yang bisa menyatukan kebersamaan kita, menjalin kekerabatan yang masih membara, agar tidak cuma sekali berarti sudah itu mati.

Saya memikirkan, apa yang kira-kira bisa tetap menyatukan ruh kebersamaan kita, tanpa harus selalu bertemu. Sebuah media yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi yang efektif di antara kita semua. Agar tali silahturahmi tetap terjaga, agar kebersamaan kita bahkan makin membuncah. Pada beberapa teman, saya sempat usul agar kita membentuk lembaga formal – semacam yayasan – untuk mengukuhkan keberadaan kita, sekaligus sebagai wadah kegiatan, khususnya bagi teman-teman di Solo. Tapi rupanya tidak cukup waktu untuk mensosialisasi ide ini, atau mungkin juga teman-teman memang tidak menganggap itu perlu. Lalu, saya berandai-andai, mungkin tidak ya kalau kita buat situs internet sebagai saluran komunikasi yang efektif bagi semua? Dulu, kita pernah punya majalah dinding. Dulu, kita juga pernah punya bulletin ’’Gema KMB. (Masih ingat tidak?) Kenapa sekarang tidak memanfaatkan internet sebagai media komunikasi kita? Tapi ide ini terbentur keterbatasan pengetahuan dan keterampilan saya soal komputer. Wah, terlalu melangit angan-angan saya. Wong belajar komputer baru 2 bulan, itupun sebatas MS Word dan pengantar internet, mau bikin situs. Wah…wah…wah…

Sampai kemudian kejadian awal April ini, mengubah impian jadi kenyataan. Waktu itu saya di Gramedia Jember, mencari buku. Sebuah buku kecil berjudul “Panduan Praktis Mengelola Blog” yang ditulis Irwan Rouf dan Yayan Sopyan, membuat hati saya bersorak keras. Eureka! Ini yang kucari-cari. Tidak butuh waktu lama, esok harinya buku tersebut saya lalap habis halaman demi halaman. Setelah yakin bahwa buku tersebut memberi jalan yang benar bagi pembuatan situs yang mudah dan – yang penting – gratis, saya segera kabarkan penemuan penting ini kemudian teman-teman. Dan gayung pun bersambut. Hari minggu, 8 April 2007, menjadi hari bersejarah lahirnya blog ini. Setelah utak-atik selama 3 jam di warnet, dengan mengikuti petunjuk bukunya Rouf, hasilnya adalah blog ini, Ikabela82




Soal Nama Bagaimana nama Ikabela82 bisa muncul? Ini hasil utak-atik iseng saya. Dari berbagai kemungkinan akronim yang bisa dibuat, Ikabela kayaknya paling pas. Namun saya tetap menyodorkan pilihan ini kepada beberapa teman. Joko Slameto mendukung Ikabela, sedangkan Rissa menyodorkan nama Ikabeka. Pasangan Wibowo dan Indah Rosaka juga setuju Ikabela, tapi sekaligus menyodorkan nama lain."Ikabela bagus, yang cantik Isabela," tulisnya
dalam sms. Sementara yang lain tidak mempermasalahkan soal nama. Jadi, ada 3 pilihan,
antara Ikabela, Ikabeka dan Isabela. Ketiganya bagus, tapi harus dipilih satu. Saya memang
sempat tergoda dengan Ikabeka, karena dari segi pengucapan
"beka" identik dengan singkatan Bimbingan Konseling. Namun bila diucapkan
secara utuh,  Ikabela lebih mudah diucapkan dan enak
didengarkan daripada Ikabeka. Sedangkan Isabela, kalau wanita
mungkin cantik dan menarik,
tapi kurang pas untuk nama blog ini. Karena bisa diasosiasikan
sebagai blog yang berhubungan dengan wanita,
atau setidaknya pemiliknya wanita.
Siapa tahu Indah terinspirasi untuk membuatnya
jadi nama blog pribadi? Ayo, mengapa tidak? Nah, tambahan angka 82
untuk menegaskan identitas kita sebagi alumni angkatan 1982.
Jadilah blog ini bernama Ikabeka82.

Soal Isi Apa yang harus ditulis di blok ini? Apakah mutlak tentang Bimbingan & Konseling seperti disiplin ilmu kita? Jangan bingung soal isi blog. Jangan terbebani dengan tema tertentu, gaya bahasa tertentu. Bebas. Mau nulis tentang apa saja boleh. Mau yang ilmiah, popular, curhat, bincang kasus, resume karya tulis, pengalaman sebagai konselor di sekolah, suka dukanya, bikin puisi, cerita lucu, cerpen, cerita soal anak yang lucu atau pinter, juara kelas, juara lomba ini-itu, sah-sah saja. Saya yakin dengan perjalanan dan pengalaman hidup kita selama ini, pasti banyak hal-hal menarik, kejadian yang menyentuh, pengalaman spiritual, peristiwa keseharian yang mengandung hikmah, yang bisa ditularkan kepada teman-teman yang lain dengan mengambil manfaatnya. Saya bayangkan isi blog ini gado-gado yang nikmat. Nano-nano yang mengandung banyak vitamin. Siapa tidak suka?

Ayolah, nikmati blog ini. Tidak ada kata enggan untuk ikut mengisi. Jangan ragu untuk memulai. Saya tantang teman-teman semua untuk setidaknya sekali sebulan menengok blog ini, sekali sebulan menulis untuk blog ini. Atau bahkan menjadi penulis tetap. Jangan takut, banyak bahan tulisan, yang penting kemauan. Ingat, tulisan kita berpotensi dibaca orang seluruh dunia.

Jika anda ingin menulis tapi tidak tahu caranya supaya bisa masuk blog ini, gampang. Kirimkan tulisan anda via email ke salah satu email berikut ini:
· ign-tono-s@telkom.net
· anisyunus07@yahoo.com
· mujiw07@yahoo.com
· rissasum07@yahoo.com
Untuk bisa mengirim email, teman-teman harus punya email. Nanti saya akan cerita bagaimana cara membuat email. Yang penting, siapkan dulu tulisan anda. Saat ini tampilan blok masih sederhana. Walaupun saya tidak begitu mementingkan tampilan yang cantik, tapi tetap akan diusahakan tidak monoton. Bertahap akan diusahakan hadirnya pernak-pernik yang fungsional, seperti Shoutbox, Web Counter, dan buku tamu. Foto pasti perlu, tapi sorry, terus terang saya belum tahu ilmunya cara menampilkan foto.

Soal Partisipan Siapa yang boleh mengisi blok ini? Siapa saja yang mau dan berminat. Tidak hanya para alumni Bimbingan Konseling UNS Angkatan 1982. Kita tidak membatasi diri. Ini bukan blok pribadi. Siapa tahu blok ini bisa ini diminati semua alumni Bimbingan Konseling se Indonesia, tanpa kecuali. Bukan tidak mungkin lho, mengingat blok atau situs tentang Bimbingan Konseling (setidaknya yang dikelola alumni Bimbingan Konseling) – mungkin – belum ada di Indonesia.
Makanya, ajak semua teman berkunjung ke blok ini, dan berpartisipasi didalamnya. Jadikan ngeblok sebagai gaya hidup baru kalian! (Tono Soegijanto)

Artikel Terkait

Antara Ikabela, Ikabeka dan Isabela
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email