Tuesday, 10 February 2009
World Class Universities (WCU) hanyalah sekedar proxi saja, bukan prioritas utama pembangunan pendidikan tinggi Indonesia. Akan tetapi, kita cukup bangga beberapa perguruan tinggi Indonesia berhasil masuk ke dalam peringkat WCU itu.
Salah satu berita yang paling mutakhir berdasarkan hasil pemeringkatan Webometrics (sebuah lembaga pemeringkatan yang berpusat di Madrid, Spanyol yang didirikan atas inisiatif Cybermetrics lab, sebuah kelompok penelitian yang dimiliki Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC) sebuah lembaga penelitian terbesar di Spanyol) adalah tiga perguruan tinggi Indonesia masuk ke dalam 1000 universitas terbaik dunia. UGM pada urutan 623, ITB pada urutan 676, dan UI pada urutan 906. UGM dan ITB masuk dalam top asia, masing-masing di urutan 64 dan 71 Asia.
Dan 33 universitas Indonesia masuk ke dalam 5000 universitas terbaik. Berbeda dengan THE dan QS dan Shanghai Jia Tong University, Webometric hanya focus pada pemanfaatan ICT, pengembangan Website perguruan tinggi sebagai proxinya.
1. Universitas Gadjah Mada urutan 623
2. ITB Bandung urutan 676
3. UI Jakarta urutan 906
4. Universitas Gunadarma Jakarta urutan 1.604
5. Institut Teknologi Sepuluh November urutan 1.762
6. Sekolah Tinggi Teknologi Telkom urutan 1.960
7. Universitas Kristen Petra urutan 2.013
8. IPB Bogor urutan 2.063
9. Universitas Brawijaya Malang urutan 2.152
10. Universitas Sebelas Maret Surakarta urutan 2.159
11. Universitas Airlangga Surabaya urutan 2.672
12. Universitas Padjadjaran urutan 2.730
13. Politeknik Electronik Surabaya urutan 3.016
14. Universitas Bina Nusantara Jakarta urutan 3.026
15. Universitas Diponegoro Semarang urutan 3.138
16. Universitas Hasanudin Makassar urutan 3.198
17. Universitas Sumatera Utara Medan urutan 3.254
18. UNY Yogyakarta urutan 3.310
19. Universitas Budi Luhur urutan 3.338
20. UPI Bandung urutan 3.347
21. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta urutan 3.467
22. Unila Lampung urutan 3.491
23. Universitas Kristen Duta Wacana Yogya urutan 3.669
24. UII Yogyakarta urutan 3.821
25. Universitas Udayana urutan 3.950
26. Universitas Kristen Maranatha Bandung urutan 3.983
27. Universitas Riau urutan 4.160
28. Unika Parahyangan Bandung urutan 4.394
29. Universitas Mercubuana Jakarta urutan 4.430
30. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto urutan 4.572
31. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya urutan 4.623
32. Universitas Jember urutan 4.780
33. Unnes Semarang urutan 4.800
Ada empat unsur penilaian yang ditetapkan oleh Webometrics, yaitu visibilitas (V) yang menghitung berapa banyak link eksternal yang terkandung website tersebut, ukuran (S) yang menghitung jumlah halaman yang tertangkap oleh mesin pencari seperti google, yahoo, live search dan exalead.
Kemudian juga dihitung dari kekayaan file (R), yakni berapa banyak file jenis PDF (adobe acrobat), "Adobe PostScript", "Word Document", dan PPT (Presentation Document), serta "Scholar" (Sc) yang diambil dari data situs mesin pencari seperti disebutkan diatas terkait dengan tulisan-tulisan ilmiah dari perguruan tinggi bersangkutan.
Seperti yang dikatakan oleh Ben Sowter dari THE dan QS (lihat World University Rankings, Methodology and Indonesia’s Performance, sebuah makalah yang dipresentasikan pada 10 Mei 2008 di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) dari tiga lembaga pemeringkatan (THE dan QS dan Shanghai Jia Tong University, dan termasuk Webometric) untuk posisi seratus besar dunia, premier league (dua ratus besar), sepuluh besar, selalu lahir hasil pemeringkatan yang konsisten dan tidak banyak perubahan. 10 besar dunia, misalnya masih diisi oleh nama-nama seperti Massachusetts Institute of Technology, Stanford University, Harvard University, University of California Berkeley, Cornell University, University of Michigan, California Institute of Technology, University of Minnesota, University of Illinois Urbana Champaign, University of Texas dan seterusnya. Bahkan dalam 50 besar masih didominasi oleh perguruan-perguruan tinggi Amerika.
Sebetulnya hal ini menjadi wajar ketika kita melihat segala persyaratan-persyaratan yang dimiliki oleh perguruan-perguruan tinggi tersebut untuk membangun dan mempertahankan posisi perguruan tingginya. Misalnya kita ambil saja endowment Fund yang dimiliki oleh beberapa WCU. National Association of College and University Business Officers (NACUBO) Endowment Study merilis pada tahun 2008, misalnya Harvard university memiliki dana abadi sebanyak 36,556,284,000 US$, Stanford University dengan nominal, 17, 200,000,000 US$, Massachusetts Institute of Technology dengan jumlah 10,068,800,000 US$. Dengan jumlah dana yang sangat besar ini, mereka bisa melakukan apa saja untuk membangun kampus.
Tidak salah kiranya apa yang dikatakan Charles M. Vest, the former President of the Massachusetts Institute of Tecnhology “ the factors I believe contribute the most to the excellence and competitive success of U.S. higher Education include:…a tradition of philanthropy, fostered by U.S. tax law, encourages alumni and others to support our colleges and universities. Nampaknya, perguruan tinggi Indonesia perlu juga mengembangkan dana abadi ini seperti yang sudah dimulai oleh beberapa perguruan tinggi seperti UI, ITB, UGM.
Dengan dana abadi raksasa ini universitas-universitas bertaraf internasional menghidupkan dan menfasilitasi sivitas akademika mereka untuk melakukan penelitian, inovasi dan invensi, menghasilkan patent, buku, publikasi internasional. Kalau kita perhatikan profil pembiayaan universitas WCU ini pada sisi pengeluaran, maka pengeluaran terbesar (tentu diluar dana belajar mengajar, termasuk gaji) dialokasikan untuk riset (13-24 persen). Dan mereka melakukan riset yang relevan dan bermutu, sehingga tidak heran bukan hanya dana abadi, hasil riset pada akhirnya juga menjadi penyumbang pemasukan terbesar juga bagi universitas WCU.
Recom
UNIVERSITAS 11 MARET RANKING 10 NASIONAL, 2159 DUNIA DARI 5000 UNIVERSITAS
4/
5
Oleh
Admin