BK & Unas

Bahwa Unas 2008 bagai mimpi buruk bagi siswa, bukan isapan jempol. Yang terakhir,70% siswa tidak lulus dalam try out Unas 2008 di Kediri. Di Situbondo, angkanya lebih besar lagi, yaitu 90% siswa SMP-SMA tidak lulus try out Unas. Sedangkan hasil sebuah polling pada satu SMA di Banyuwangi menunjukkan, sebanyak 46% siswa menyatakan takut menghadapi Unas. Mata pelajaran IPA yang dianggap sulit adalah Fisika 34%, dan 40% lainnya menganggap semua mata pelajaran yang diujikan, sulit.
Untuk IPS, 60% siswa menganggap Ekonomi Akuntansi sulit, dan 24% menjawab semuanya sulit (Radar Banyuwangi, 12/3/08).
Melihat fakta tersebut, banyak pihak yang pesimis tahun ini hasil Unas akan jeblok. Lalu, bagaimana kiat sekolah, khususnya layanan Bimbingan dan Konseling dalam menyiapkan siswanya menghadapi Unas 2008? Simak penuturan beberapa teman kita (yang bersedia buka suara) :
Ani Yunus :
Memberikan motivasi kepada siswa. Saya bersyukur cukup sukses berperan sebagai motivator. Selain itu, mengadakan identifikasi kesulitan belajar.
Muji Wahyuti :
Sekolahku juga mengalami hal yang sama (hasil try out Unas jelek) dan sangat mengkhawatirkan. Sekarang sedang diadakan program mengumpulkan orangtua murid, dan siswa yang belum lulus dalam try out diberi motivasi berupa penambahan jam khusus untuk mata pelajaran tertentu sampai waktu Unas tiba. Juga ada program motivasi siswa melalui hipnoterapi.
Pujo Irianto Langgeng :
Bimbingan Konseling berperan memberi motivasi agar siswa tidak down menghadapi Unas, memberi trik cara belajar yang efektif, serta mengundang orang tua untuk diajak dialog dan sosialisasi tentang Unas dan ujian sekolah.
Nur Aminudin :
Mengingatkan siswa secara mental bahwa semua bisa lulus, apalagi targetnya hanya 5,6, target nilai 7 pun bisa lulus. Siswa biasanya yang penting lulus, misalnya dapat nilai 6, tapi kalau meleset nilai 5 atau 4, sehingga tidak lulus. Lain halnya kalau pasang target 9 atau 10, kalau meleset minimal 7 atau paling parah 6, masih bisa lulus. Kelulusan identik dengan keterlambatan. Mengapa banyak siswa yang terlambat, yah karena ingin sampai di sekolah pas jam 7. Kalau perjalanan terganggu, misalnya macet, ban bocor, ada operasi, dll pasti terlambat. Tapi kalau siswa sampai di sekolah jam 06.30, kalau ada gangguan tidak akan terlambat, Sedianya jam 06.30, paling molor jam 06.45 atau 06.50 bahkan pas jam 07.,00, masih tidak terlambat. Jadi kalau tidak terlambat berarti lulus, sedangkan kalau terlambat, tidak lulus. (Kalau saya tangkap uraian mas Nur Aminudin, agar bisa lulus Unas, siswa seharusnya mencanangkan target nilai yang cukup tinggi, jangan asal bisa lulus. Dengan target yang tinggi, akan disertai usaha yang maksimal agar target tersebut tercapai. Tapi kalau targetnya sekedar lulus, siswa menjadi kurang termotivasi belajar lebih keras).
Kesimpulan : Dari tuturan beberapa teman, BK di sekolah lebih berfungsi sebagai motivator dalam menyiapkan siswa menghadapi Unas. (Tono S)

Artikel Terkait

BK & Unas
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email