Diantara perbedaan yang mendasar antara SMA dan SMK adalah pada struktur kurikulum dan tujuan out put siswanya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kurikulum di SMA hanya mengajarkan dasar-dasar keilmuan (semacam pondasi keilmuan) pada siswa. Yang kelak nantinya akan dilanjutkan pada program studi yang lebih spesifik di perguruan tinggi, baik itu ilmu-ilmu murni maupun ilmu-ilmu yang bersifat terapan.
Sementara di SMK, seorang siswa akan dibekali dengan ilmu-ilmu yang bersifat aplikatif dalam bentuk keterampilan-keterampilan tertentu. Sehingga setelah lulus SMK ilmu yang diperoleh tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-sehari atau dengan kata lain alumni SMK juga langsung siap memasuki dunia kerja. Kendati tidak tertutup peluang untuk melanjut ke perguruan tinggi.
Diantara alasan yang bisa digunakan untuk menguatkan pendapat di atas adalah dengan memperhatikan materi ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Hampir semua soal yang diujikan mengacu kepada materi pelajaran di SMA. Sehingga bagi siswa SMK yang mengikuti ujian SNMPTN tersebut akan merasa kesulitan. Karena tidak mempelajarinya selama di sekolah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kurikulum SMA akan mempersiapkan siswanya untuk mampu memasuki perguruan tinggi dengan lebih mudah.
Mengingat bahwa seorang siswa SMA sebenarnya sedang dipersiapkan untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Maka penjurusan di SMA juga sangat erat kaitannya dengan kelanjutan studi setelah SMA nantinya. Idealnya di setiap SMA harus ada tiga jurusan yang sediakan, yakni IPA, IPS, dan bahasa. Karena sebagian besar sekolah biasanya hanya membuka dua jurusan yaitu IPA dan IPS. Maka tulisan ini akan lebih fokus membicarakan kedua jurusan tersebut.
Perlu ditegaskan bahwa pandangan sebagian siswa, orangtua, bahkan juga guru yang menganggap kelas IPS itu kelas buangan, kelas sisa-sisa, kelas nomor dua, atau apa pun bahasanya adalah keliru besar. Tidak jaminan bahwa anak-anak yang masuk jurusan IPA masa depannya lebih cerah. Demikian juga sebaliknya, bukan berarti setiap siswa yang masuk jurusan IPS masa depannya akan suram dan calon generasi yang gagal.
IPA dan IPS sebenarnya tidak lebih dari sekedar upaya pengelompokan ilmu pengetahuan. Tidak lebih dari itu. Bukan dua anak tangga yang berbeda ketinggian. Seperti anggapan sebagian orang yang memandang IPA lebih tinggi dan lebih mulia dari IPS.
IPA adalah istilah yang digunakan untuk menghimpum ilmu biologi, fisika dan kimia. Sementara IPS menghimpun ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Adapun matematika yang sering disandingkan dengan IPA sebenarnya bisa dikategorikan sebagai ilmu dasar, yang hampir semua ilmu pengetahuan memerlukannya.
Bagi siswa yang memilih jurusan IPA, setelah lulus SMA diharapkan akan bisa melanjutkan studi pada jurusan fisika, kimia, dan biologi, atau jurusan ilmu terapan dari ketiga cabang ilmu tersebut. Sebut saja contohnya biologi, ilmu terapan dari cabang ilmu ini adalah seperti kedokteran, pertanian, perikanan, dan kehutanan dengan berbagai spesifikasi ilmu yang bermacam-macam. Pertanian bisa dipecah lagi menjadi ilmu tanah, hama penyakit tanaman, pemuliaan tanaman, agrobisnis dan lain-lain.
Sementara bagi siswa yang memilih jurusan IPS, setelah lulus SMA diharapkan akan bisa melanjutkan studi pada jurusan sejarah, sosiologi, ekonomi, dan geografi atau bisa juga pada program studi yang lebih spesifik dari cabang ilmu-ilmu tersebut. Sekedar contoh, di fakultas hukum saja akan dibagi menjadi beberapa jurusan yang lebih spesifik seperti hukum pidana, perdata, tata negara, internasional, bisnis, dan lain-lain. Demikian juga di fakultas lain, seperti di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, akan ditawarkan beberapa jurusan antara lain, sosiologi, antropologi, kesejahteraan sosial, administrasi negara, ilmu politik, dan ilmu komunikasi.
Jurusan apapun yang dipilih seorang alumni siswa SMA akan bisa menghantarkan menjadi orang yang sukses. Asalkan kompeten di bidangnya. Oleh karenanya pemahaman yang benar sejak dini, yakni sejak di bangku SMA harus diberikan kepada siswa. Agar bisa memilih jurusan dengan benar ketika memasuki kelas XI. Tentu pilihan tersebut harus disesuaikan dengan talenta yang dimiliki, yakni minat dan bakat siswa. Selanjutnya dipertimbangkan secara kemampuan akademisnya sewaktu di kelas X. barulah kemudian ditetapkan pilihan jurusan di kelas XI, IPA atau IPS. Setelah memasuki bangku kuliah nantinya secara bertahap membangun jaringan sesuai kompetensi yang dimiliki agar lebih memasuki kehidupan pasca kampus.
Oleh : Herman Siregar
MEMAHAMI PEMBAGIAN JURUSAN DI SMA
4/
5
Oleh
Admin