Di zaman modern ini, setiap individu termasuk siswa dituntut
siap bersaing meraih kualitas hidup agar dapat mandiri. Tak jarang, dalam
proses mencapai kemandirian itu siswa menghadapi masalah yang membebani
perkembangan fisik dan psikologisnya. Kadang, permasalahan tersebut tidak mampu
diatasi sendiri oleh siswa. Mereka memerlukan pelayanan yang secara sistematis
mampu membantu mengentaskan masalah yang dihadapinya sehingga ia mampu
mengembangkan dirinya ke arah peningkatan kualitas kehidupan efektif
sehari-hari (effektive daily living).
Konseling perorangan merupakan salah satu jenis layanan yang dapat dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK) untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah. Andi Mapiare (1984) mendefinisikan konseling perorangan sebagai usaha membantu klien secara tatap muka dengan tujuan klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap masalah yang dihadapi. Dari definisi konseling tersebut, jelas bahwa dalam melaksanakan konseling perorangan antara konselor dan klien harus tatap muka secara face to face.
Konseling perorangan merupakan salah satu jenis layanan yang dapat dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK) untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah. Andi Mapiare (1984) mendefinisikan konseling perorangan sebagai usaha membantu klien secara tatap muka dengan tujuan klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap masalah yang dihadapi. Dari definisi konseling tersebut, jelas bahwa dalam melaksanakan konseling perorangan antara konselor dan klien harus tatap muka secara face to face.
Lantas bagaimana jika ada siswa yang sedang menghadapi
masalah genting dan ingin konseling dengan guru BK tetapi tidak memungkinkan
bertatap muka karena perbedaan tempat? Coba bayangkan, ketika ada siswa yang
berada jauh dari guru BK menelpon sambil menangis, “Bunda…tolong saya! Saya
bingung bunda, saya ingin mati saja. Sekarang saya ingin curhat dengan Bunda.”
Apakah guru BK harus menolaknya hanya karena tidak dapat bertatap muka secara
face to face dengan klien?
Didasari hati yang tulus ingin membantu sesama, saya sebagai
guru BK tentu akan berusaha membantu siswa tersebut dengan tetap face to face
meskipun berbeda tempat, di luar negeri sekalipun. Inovasi yang saya lakukan
yaitu konseling melalui dunia maya (cyber counseling).
Di era zaman teknologi ini hampir semua sekolah menyediakan
jaringan internet sehingga cyber counseling cukup mudah dilakukan oleh guru BK.
Strategi ini sangat efektif untuk mengatasi kendala kesulitan tatap muka antara
konselor dan klien yang berjauhan tempat.
Dengan melakukan cyber counseling berarti konselor dalam
melaksanakan tugasnya telah berdasar pada landasan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan
teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan klien tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui
hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk cyber counseling.
Yang saya maksud konseling melalui dunia maya adalah dengan
memanfaatkan telepon video atau video call di jejaring sosial facebook. Dengan
model konseling ini, konselor dan klien tetap dapat bertatap muka dan
berkomunikasi lisan sebagai inti konseling. Konselor tetap dapat menunjukkan
empati dan perhatian penuh pada klien, melihat mimik dan gerak gerik klien, dan
saling berkomunikasi verbal.
Saya percaya jika sebagian besar guru BK sudah sangat akrab
dan sering memanfaatkan jejaring sosial facebook untuk berkomunikasi dengan
teman, sehingga saya tidak akan menjelaskan tentang cara membuat akun facebook.
Dalam tulisan akan saya paparkan tentang etika melaksanakan
cyber counseling dan proses konseling melalui face book
Etika Cyber Counseling
Untuk dapat menyelenggarakan cybercounseling, ada beberapa
etika yang perlu diperhatikan. Pertama adalah hal yang berkaitan dengan posisi
konselor dan klien. Dalam hal ini hendaklah konselor sepenuhnya mencurahkan
perhatian kepada klien dan klien dapat sepenuhnya memperhatikan konselor. Klien
benar-benar melihat dan merasakan bahwa konselor dalam kondisi selalu
memperhatikan diri klien dan permasalahannya. Selama konseling, suara, mimik,
gerak-gerik klien dan konselor jelas ditangkap oleh kedua belah pihak, dan
keduanya merasa dekat satu sama lain. Dengan demikian selama proses konseling
melalui telepon video di facebook hendaknya konselor dan klien selalu di depan
kamera sehingga dapat saling melihat.
Kedua, etika yang berhubungan dengan asas konseling
perorangan. Ada beberapa asas yang perlu dipegang teguh dalam melaksananan
cybercounseling, yaitu (1) Asas kerahasiaan yang menuntut dijaminnya semua
rahasia pribadi klien. Keyakinan klien akan adanya perlindungan yang demikian
itu menjadi jaminan untuk suksesnya konseling. Konselor tidak boleh merekam
proses cyber counseling tanpa izin klien. Selama proses konseling melalui
telelpon video tidak boleh ada orang lain di sekitar konselor atau klien, (2)
Asas kesukarelaan dan keterbukaan, menuntut adanya kesukarelaan penuh dari
klien untuk menjalani proses konseling. Adanya kesukarelaan pada klien
diharapkan akan muncul keterbukaan klien pada konselor yang menunjang
keberhasilan konseling, (3) Asas kenormatifan yang menuntut adanya kaidah dan
norma yang berlaku, baik norma agama, adat, hukum, dan kebiasaan selama cyber
counseling. Sebelum proses konseling melaluitelepon video alangkah baiknya jika
konselor menyampaikan aturan-aturan kepada klien, misalnya pakaian harus sopan,
dan (4) Asas kemandirian, yaitu keputusan diambil oleh klien sendiri dan
sanggup menanggung resiko akibat keputusannya tersebut.
Ketiga, hal yang berkaitan dengan keterampilan konseling.
Selama cyber counseling konselor dituntut terus menggunakan keterampilan
konseling, mulai dari attending (penerimaan), responding (merespon),
understanding (pemahaman), personalizing (mempersonalisasikan), acting
(pengambilan tindakan), dan initiating (menginisiasiakan). Penggunaan media
teknologi telepon video hendaklah tidak jadi penghalang konselor untuk
melakukan keterampilan konseling. Melalui telelpon video facebook, konselor
tetap dapat menunjukkan sikap penerimaan terhadap klien, baik melalui kontak
mata, gerak tubuh, ekspresi wajah, maupun ungkapan verbal. Konselor dapat
melihat dan mendengarkan klien dan klien dapat melihat dan mendengar respon
dari konselor.
Bagaimana Konseling Melalui Video Call Facebook
Untuk dapat meyelenggarakan konseling melalui panggilan
video di facebook , konselor dan klien harus sudah terhubung sebagai teman.
Sebelum konseling dimulai sebaiknya klien dan konselor membuat kesepakatan
waktu pelaksanaan yang bisa dilakukan melalui pesan ataupun obrolan di
facebook. Kesepakatan waktu penting dilakukan agar keduanya dapat bersama-sama
on line di facebook. Konseling melalui telepon video facebook hanya dapat
dilakukan jika konselor dan klien sama-sama on line.
Lalu bagaimana cara melalukan konseling melalui telepon
video facebook? Cara menggunakan video call atau panggilan telepon facebook
untuk konseling adalah (1) Konselor dan klien menghidupkan percakapan facebook,
(2) Buka halaman facebook video calling, lalu klik tombol telepon di bagian
atas profil konselor atau klien tergantung siapa yang menghubungi, (3) Di
halaman tersebut akan tersedia tombol mulai. Baik konselor atau klien dapat
memangil terlebih dahulu dengan mengklik tombol mulai, (4). Jika klien yang
memanggil konselor, maka di layar konselor akan muncul tobol jawab telepon.
Untuk menjawab panggilan, klik tombol jawab tersebut.
Ketika konselor dan klien sudah terhubung melalui video call
facebook, di layar monitor konselor akan muncul gambar hidup klien, dan
sebaliknya, Artinya, konselor dan klien sudah bertatap muka.
Karena inti dari proses konseling adalah dengan wawancara,
maka konselor dan klien harus dapat saling mendengar dan berkomunikasi verbal.
Oleh sebab itu keduanya perlu menggunakan earphone yang terhubung ke laptop.
Selanjutnya proses konseling berjalan seperti biasa, sama
ketika konselor dan klien berdekatan dan tatap muka langsung. Jika ingin
mengakhiri, klik tombol tutup video.
Tak kalah penting, untuk kesuksesan konseling melalui video
call facebook, diperlukan elemen-elemen kunci. Truax daCarkhuf (1967)
mengemukakan elemen kunci konseling perorangan tersebut adalah, (1) pemahaman
empatik yang akurat bukan hanya menyangkut kepekaan konselor terhadap
perasaan-perasaan klien, tetapi juga mencakup kemampuan konselor dalam
mengkomunukasikan pemahaman tersebut, (2) kehangatan yang tidak dibuat-buat (non
possive warmith), berarti bahwa konselor tidak menilai pribadi klien, tidak
menuntut syarat-syarat tertentu pada klien, dan menerima serta mengayomi
konselor sebagai individu, (3) ketulusan (genuineness), konselor bersikap
wajar, tidak bersandiwara, tidak berbeda apa yang dikatakan dan apa yang di
hatinya, dan obyektif, dan (4) kekongkritan dan kekhasan (concreteness dan
specificity), yaitu pernyataan konselor mengacu kepada perasaan, pengalaman,
dan perilaku khusus klien.
Selama konseling melalui video call facebook idealnya
konselor tetap bisa menunjukkan kepribadian efektif tersebut. Apa pun yang
dilihat konselor tentang klien melalui facebooknya (status, foto, komentar
teman), hendaklah tidak dijadikan acuan untuk menilai klien, tetapi tetap
berpikir obyektif dan menerima klien tanpa syarat.
Bagi teman-teman guru BK atau siswa yang akan melakukan
konseling melalui video call facebook, pastikan bahwa laptop keduanya sudah
diinstal soft ware video call facebook. Jika belum, maka konselor dan klien
perlu mengunduh filenya melalui google. Klik dan simpan untuk mempersiapkan
telepon video facebook dan jalankan file yang diunduh. Setelah persiapan
selesai, siap nikmati konseling melalui video call.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa proses konseling melalui
video call face book tidak mengurangi kualitas hubungan antara konselor dan
klien. Konselor tetap dapat mendengar suara klien, melihat gerak tubuh,
ekspresi wajah, dan semua kondisi fisik serta ekspresi emosi klien. Konselor
tetap dapat menerapkan keterampilan konseling individual baik secara verbal
maupun non verbal. Sebaliknya, klien juga dapat mengekpresikan perasannya,
menceritakan masalahnya, dan melakukan komunikasi verbal dengan konselor.
Dengan kata lain, semua prinsip konseling individual terpenuhi dalam cyber
counseling.
Akhirnya, saya mengajak para guru BK untuk terus berinovasi
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru BK profesional. Semoga tulisan ini
dapat membantu guru BK untuk terus meningkatkan pelayanan kepada orang-orang
yang membutuhkan bantuan kita. Jarak tempat tidak perlu menjadi penghalang
karena teknologi sudah memfasilitasi kita tuk terus melakukan tugas
kemanusiaan.
Selamat melakukan konseling video call dari facebook.
Sungguh bahagia ketika kita dapat membantu sesama. Di bawah ini saya lampirkan
panduan berupa gambar untuk lebih memudahkan teman-teman guru BK belajar
cybercounseling.
Oleh. Dra. Rudi Mulyatiningsih, M.Pd
sumber : Kompasiana.com
Tampilan di layar klien ketika akan memanggil konselor melalui video |
Tampilan layar konselor sebelum menjawab telepon dari klien. |
Tampilan di layar konselor sesudah video call terhubung dengan klien |
Tampilan di layar klien pada saat proses konseling melalui video call face book |
CYBER COUNSELING, KONSELING MELALUI DUNIA MAYA
4/
5
Oleh
Admin