Respon anda mungkin : “Ah, mana mungkin”, “Tidak masuk akal”, “Bohong” dst. Sangat masuk akal bila pikiran waras anda menganggap itu hanya sebuah khayalan.
Tapi bagaimana jika tawaran itu riil, rasional, bukan akal-akalan, dan bisa dipertanggungjawabkan? Bukan cuma sebuah omong kosong.
Tertarik? Lanjut!
Saya pertama kali mendengar tentang Dollar Irak (selanjutnya DI) dari seorang sales langganan toko. Dia memberikan gambaran tentang peluang berinvestasi DI yang sangat prospektif. Setelah mendengar uraiannya, saya pun tertarik.
Gambarannya begini.
Sebelum AS menginvasi Irak dan Saddam Hussein tumbang, nilai tukar DI sekitar 28ribu rupiah per dollar. Pada saat ini, seiring dengan kehancuran total perekonomian Irak akibat perang, nilai tukar DI pun hancur-hancuran, yakni sekitar belasan rupiah saja per dollar.
Disisi lain, Irak pada dasarnya negara dengan potensi sumber daya alam, khususnya minyak dan gas, yang luar biasa. Cadangannya minyaknya termasuk yang terbesar di dunia. Secara kasat mata, orang dengan mudah mengakaitkan motif utama invasi AS dengan potensi minyak yang dimiliki Irak. Pelanggaran HAM hanya isu politik.
Dengan kondisi ekonomi yang babak belur, kurs DI pun jatuh. Inilah peluang besar untuk memiliki DI. Kelak setelah ekonomi Irak bangkit, kurs DI pun otomatis melonjak tajam, setidaknya mendekati, sama, atau bahkan lebih tinggi dari pra invasi AS. Yakni berkisar 28 ribu rupiah per DI.
Bandingkan dengan Kuwait ketika diinvasi Irak, kursnya dari 30ribu langsung terjun bebas. Imbas dari kekacauan ekonomi. Tapi karena Kuwait potensi minyaknya besar, setelah dibebaskan AS dari Irak, dalam 5 tahun kursnya kembali normal. Padahal, cadangan minyak Irak lebih besar dari Kuwait.
Kalau sekarang anda beli 1 DI Irak 15 rupiah, dan setelah kondisi ekonomi pulih, kursnya menjadi 28ribu, berapa keuntungannya anda? Bagaimana kalau yang anda miliki bukan 1 DI, tapi 25 ribu DI? Kaya mendadak sampean.
Kenapa harus 25ribu DI? Karena mata uang tertinggi Irak adalah 25ribu DI, dan sebesar itu pula pembelian minimal DI yang ditetapkan oleh perusahaan Valas (valuta asing), mengingat nilai kursnya yang rendah.
Jadi kalau anda berminat nyelengi DI, ya minimal anda harus beli 25rb DI, dan kelipatannya. Tidak boleh hanya 10rb DI. Harus 25rb DI, 50rb, 75rb dst.
Walaupun kursnya sudah rendah, tetap lebih baik dan menguntungkan jika kita bisa membeli DI dengan kurs paling rendah. Berapa? Kisarannya belasan rupiah. Teman sales tadi sempat dapat harga 10 rupiah, sebelum pada pembelian berikutnya naik jadi 15rp. Di sebuah iklan baris ditawarkan 6 juta rp dapat DI 209.000 (lo kok tidak kelipatan 25rb ya?), berarti per DI kursnya sekitar 29rp. Bisa jadi ini menunjukkan kursnya mengalami peningkatan.
Coba anda buka www.mydinnar.com, situs tersebut menawarkan DI dengan kurs 35rp (kalau belum berubah). Tidak aneh, penjualan secara online biasanya memang lebih mahal.
Kalau anda berminat, sebaiknya kumpulan info dari perusahaan valas di daerah anda. Belilah kurs terendah. Dengan makin banyaknya peminat, pastinya kurs akan bergerak naik, sesuai hukum ekonomi.
Tapi ingat lo ya, kalau perkirakan di atas meleset, jangan salahkan saya. Posisi saya di sini cuma menginformasikan sebuah peluang investasi yang menarik. Saya sendiri tidak muluk-muluk dengan iming-iming kurs 28rb. Tidak usaha setinggi itulah, ketika mencapai 5rb, jual saja, sudah untung banyak khan. Harapan saya sih, dalam 3 tahun kedepan, posisi itu akan tercapai. Tinggal hitung saja berapa jumlah DI yang anda miliki.
Gampang to?
Bagaimana menurut anda?
Peluang Investasi: Dollar Irak
4/
5
Oleh
Admin