Mario "Super" Teguh

Boleh dikatakan frekuensi nonton tv saya banyak berkurang, apalagi yang namanya sinetron, tidak satupun yang saya ikuti sampai selesai. Ini terkait kurang menariknya acara TV belakangan ini. Baru kalau ada berita heboh atau kasus tertentu, seperti krisis ekonomi yang sedang melanda AS saat ini, baru menyimak serius. Nonton bola termasuk acara yang wajib tidak terlewatkan. Tapi itu dulu. Sekarang mulai bosan. Malah lebih sering nonton GP atau F1. Lebih seru gitu loh!
Diantara sedikit dari acara TV yang saya tonton, saya kesengsem berat dengan Golden Ways, yang disiarkan Metro TV setiap minggu, pk. 7 malam. Selama 1 jam saya tidak beranjak di depan TV melihat penampilan memikat dari Mario Teguh membawakan acaranya. Saya menyesal terlambat mengetahui ada acara semenarik ini. Baru sekitar sebulan terakhir saya mengetahuinya. Ini acara motivasi. Saya sempat SMS mas Sendi dan mbak Muji agar tidak melewatkannya. Saya sarankan teman-teman lain juga melihatnya.
Nama Mario Teguh sudah saya kenal cukup lama. Saat kuliah dulu atau malah semasa SMA, saya lupa-lupa ingat persisnya. Saya tahu dari iklan di koran dan majalah. Beliau memberikan seminar-seminar marketing dan kepemimpinan. Entah mengapa saya tidak menganggapnya istimewa dan merasa perlu mengetahui lebih jauh. Mungkin karena saat itu topik tentang marketing kurang menarik buat saya. Sehingga siapapun pembicaranya, juga tidak menarik untuk diapresiasi. Sampai setahun lalu pun saya tidak tahu wajahnya. Saya tahunya dia pakar marketing. Karya-karyanya saya tak pernah tahu dan membacanya. Saya malah kenal dan mulai tertarik dengan marketing dari Hermawan Kertajaya, yang popular dengan konsep Marketing Plusnya. Atau saya malah lebih tahu Tung Desem Waringin, konon salah satu pembicara termahal di Indonesia yang satu almamater dengan kita dari fakultas Ekonomi. Saya sedang ngincer bukunya Marketing Revolution. Mario Teguh? Siapa ya, Cuma tahu namanya doang.
Saya getun kok baru tahu kiprahnya sekarang. Ternyata beliau orang yang istimewa. Dan saya ternyata sangat menyukainya. Dan menjadi salah satu penggemarnya. Begitu juga istri saya, yang biasanya paling alergi acara model talk show, melihat Mario Teguh, ikutan menggemarinya. Kalau hari Minggu sore keluar rumah, dia mengingatkan, jangan malam-malam keluarnya, nanti ketinggalan Mario Teguh. Kami selalu nonton berdua.
Pak Mario selalu mengawali dan mengakhiri acaranya dengan sebuah theme song yang disesuaikan dengan tema yang akan dibicarakannya. Ucapan khasnya adalah “Salam Super”. Minggu, 12 Oktober lalu temanya tentang impian. Ini cuplikannya.
“Harapan yang dibuat oleh hati adalah Impian. Harapan yang dibuat oleh pikiran adalah Rencana”
“Cara orang menghebatkan diri sendiri adalah tetap menjaga impiannya utuh ketika dia bangun dan bekerja. Kompetitor yang berbahaya adalah orang yang bangun dari tidurnya dengan masih membawa mimpinya.”
“Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahhatian yang mudah menerima hal-hal yang kecil dan sederhana sebagai syarat pencapaian sesuatu yang besar dan yang sulit”
“Gagal tidak menghalangi saya berusaha, kecuali saya berhenti”
“Jangan bergantung pada impian yang tidak diikuti tindakan nyata, karena upaya adalah pengubah nasib”
“Sederhanakan tindakan anda, tapi pastikan tindakan yang sederhana tadi anda tenagai dengan impian yang hebat. Lalu perhatikan apa yang terjadi?”
Salam Super.

Artikel Terkait

Mario "Super" Teguh
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email