PELUANG KERJA LULUSAN SMA

A. Pendahuluan
Merupakan kenyataan bahwa sebagian besar lulusan SMA maupun SMK, ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi (PT). Tingginya minat belajar ke PT ini antara lain disebabkan adanya penilaian dalam masyarakat bahwa bekal ijazah SLTA dianggap sulit bersaing dalam memasuki dunia kerja, sedangkan pekerjaan yang didapat biasanya tidak menjanjikan prospek karir yang baik. Pemikiran semacam ini tentu saja bisa dipertanyakan keabsahannya.
Jika PT menjadi solusi terbaik sebagai persiapan memasuki dunia kerja, pada kenyataannya lulusan PT tidak mudah mendapatkan pekerjaan, kalau tidak bisa dikatakan lebih sulit.

Di sisi lain, kebutuhan akan tenaga kerja setingkat SLTA sangat signifikan dalam struktur ketenagakerjaan kita. Secara kuantitas daya serap tenaga kerja lulusan SLTA lebih besar daripada lulusan PT. Beberapa sektor pekerjaan memang membutuhkan tenaga kerja yang berlatar belakang pendidikan tinggi dan professional, namun tidak bisa dipungkiri, sebagian besar sektor pekerjaan, baik formal maupun informal, didominasi pekerja dengan latar belakang pendidikan yang lebih rendah, termasuk SLTA. Dalam sektor industri manufaktur misalnya, sebuah pabrik yang mempekerjakan ratusan tenaga kerja, hanya dibutuhkan beberapa orang tenaga kerja lulusan PT untuk jabatan tertentu, sedangkan pekerja mayoritas umumnya berlatar belakang SLTA. Kondisi yang sama juga berlaku untuk sektor pekerjaan lain.

Dengan demikian keberadaan tenaga kerja lulusan SLTA tidak bisa diabaikan karena menjanjikan peluang yang cukup besar untuk diserap pasar kerja. Sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja, diperlukan informasi yang akurat tentang kondisi pasar kerja dan persyaratan yang dibutuhkan, sehingga mereka dapat membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang dituntut oleh dunia kerja. Dengan bekal yang memadai nantinya para lulusan SLTA diharapkan memiliki keunggulan kompetitif dalam memperebutkan peluang kerja yang sangat terbatas.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
- Jenis pekerjaan apa saja yang tersedia bagi lulusan SLTA?
- Apakah terdapat perbedaan jenis pekerjaan antara laki-laki dan wanita?
- Kriteria dan persyaratan apa saja yang dituntut dari calon tenga kerja lulusan SLTA?
- Apakah terdapat perbedaan jenis dan persyaratan pekerjaan antara tenaga kerja lulusan SMA dan SMK?
Melalui penelitian ini diharapkan pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas dapat diketahui jawabannya.

C. Metodologi Penelitian
1. Sampel
Sampel penelitian adalah iklan lowongan kerja pada harian Jawa Pos antara tanggal 17 Mei sampai 26 Juli 2003. Iklan lowongan kerja yang diteliti adalah iklan kolom, bukan iklan baris, yang mensyaratkan lulusan SLTA dan sederajat sebagai calon tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Seluruhnya terdapat 198 iklan lowongan kerja, dengan 316 posisi/jabatan yang ditawarkan, yang sekaligus menjadi jumlah sample yang dianalisa.
2.Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan cara mengubah data frekuensi menjadi prosentase. Berdasarkan data prosentase ini dilakukan penarikan kesimpulan secara umum dan perbandingan data antara lowongan kerja lulusan SMA dan SMK.
3.Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini posisi/jabatan yang ditawarkan dalam lowongan kerja semata-mata hanya menunjukkan jenis/ragam pekerjaan yang ditawarkan perusahaan pemasang iklan, dan tidak mencakup banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan yang ditawarkan tersebut. Suatu jenis pekerjaan mungkin hanya membutuhkan 1-2 orang tenaga kerja, sedangkan pekerjaan yang lain membutuhkan lebih banyak orang untuk mengisinya.

Pemasang iklan lowongan kerja adalah perusahaan/pengusaha pada sektor formal, sehingga jenis pekerjaan yang ditawarkan adalah pekerjaan pada sektor formal.

D. Hasil Penelitian
1. Jenis pekerjaan Untuk lulusan SLTA
Dari 316 jenis pekerjaan yang ditawarkan, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Sales/marketing 41%
- Teknisi/mekanik 9,5%
- Administrasi 7,6%
- Bagian lapangan 7%
- Operator/produksi 5%
- Keuangan 4,1%
- Gudang/logistic 3,8%
- Sopir 3,8%
- Bagian umum 3,2%
- Hotel & restaurant 2,5%
- Bagian service 2,5%
- Satpam 1,6%
- Kecantikan 1,6%
- Drafter 1,3%
- Lain-lain 5,4%

Dari data di atas dapat disimpulkan 3 besar lowongan kerja yang tersedia bagi lulusan SLTA adalah Sales/marketing 41%, Teknisi/mekanik 9,5%, dan Administrasi 7,6%.

Dari segi struktur jabatan, sebagian besar lowongan kerja untuk lulusan SLTA ditujukan untuk mengisi posisi/jabatan sebagai staf (91,8%). Lainnya untuk mengisi lowongan sebagai Supervisor (5,1%), kabag (1,3%), Koordinator (0,9%), dan Asisten (0,9%).

Dengan demikian jelas bahwa lulusan SLTA memang tidak disiapkan untuk memegang jabatan tinggi dalam suatu perusahaan. Dari data tadi lulusan SLTA maksimal diproyeksikan menjadi Kepala Bagian, dan mayoritas bekerja sebagai staf biasa.

2.Jenis Kelamin Dan Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan, sebanyak 53% dari lowongan kerja untuk lulusan SLTA, mensyaratkan jenis kelamin tertentu. Berarti sekitar 50% dari lowongan kerja tersebut hanya bisa diisi oleh pekerja laki-laki saja atau perempuan saja.

Dari jumlah lowongan kerja yang mendasarkan pada gender tersebut, sebanyak 38% ditujukan untuk pekerja laki-laki, dan hanya 15% yang bisa diisi pekerja wanita.

Dengan demikian, untuk jenis pekerjaan yang mensyarakatkan jenis kelamin tertentu, kesempatan keja bagi tenaga kerja laki-laki lulusan SLTA lebih tinggi dari wanita.

Dari segi struktur jabatan, peluang pekerja laki-laki juga lebih besar dari pekerja wanita untuk menempati jabatan yang lebih besar. Terdapat 5% pekerjaan sebagai Supervisor dan 0,8% sebagai Kepala Gudang untuk pekerja laki-laki, dibandingkan 2,1% pekerjaan sebagai Supervisor dan 2,1% sebagai Koordinator Marketing yang tersedia untuk pekerja wanita.

Dilihat dari komposisi jenis pekerjaan berdasarkan seks, pekerjaan yang dianggap “cocok” atau “sesuai” untuk laki-laki adalah pekerjaan di luar rumah (out door) seperti Sales/marketing, Bagian Lapangan, dan Sopir dan bersifat teknik seperti Teknisi/mekanik, Operator dan Drafter.

Sebaliknya, stereo-type pekerjaan wanita sifatnya in-door dan mengandung unsur service dan administratif. Walaupun pekerjaan Sales/marketing menempati urutan tertinggi untuk wanita (35,4%), tetapi sebagian besar adalah Sales counter dan SPG yang ruang lingkup pekerjaannya di dalam rumah (toko, plaza, mal), hal ini berbeda dengan Sales/marketing untuk laki-laki (40,8%) yang bersifat sales out-door dan sales canvas yang lebih banyak bekerja di luar rumah.

3. Pengalaman Kerja
Sebanyak 51% lowongan kerja yang ditawarkan untuk lulusan SLTA menuntut calon yang telah mempunyai pengalaman kerja dalam bidang yang sama.

Syarat pengalaman kerja yang paling banyak dituntut adalah 1-2 tahun, yaitu mencapai 25%. Namun yang hanya mensyaratkan calon yang “berpengalaman” saja, juga cukup banyak, yaitu 18,7%. Secara umum hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan menginginkan pekerja yang siap pakai.

4. Usia Tenaga Kerja
Terdapat 68,5% dari pekerjaan yang ditawarkan untuk lulusan SLTA mensyaratkan batasan usia tertentu.

Batasan usia maksimal yang ditetapkan oleh pihak perusahaan adalah 30 tahun (16,5%), 25 tahun (14,2%) dan 35 tahun (10,1%). Jika dibuat interval, maka usia 25-30 tahun merupakan batasan usia maksimal yang paling banyak dianut, yaitu 44%.

Bisa dikatakan, rentang usia tersebut merupakan usia puncak bagi calon tenaga kerja lulusan SLTA untuk mendapatkan pekerjaan, karena sesudahnya, peluang semakin kecil.

Fakta bahwa hanya sedikit perusahan yang menetapkan batas usia maksimal 20 tahun, di satu sisi, dan fakta bahwa 51% pekerjaan mensyaratkan tenaga kerja yang telah berpengalaman disisi lain, menyiratkan makna bahwa perusahaan tidak memprioritaskan para fresh graduate dalam merekrut tenaga kerja lulusan SLTA. Yang utama adalah pengalaman kerja.

5. Keterampilan Tenaga Kerja
Dilihat dari persyaratan yang ditetapkan perusahaan, ada dua keterampilan utama yang wajib dimiliki tenaga kerja SLTA, yaitu Komputer (13%), Bahasa Mandarin (9,2%) dan bahasa Inggris (4,7%).

Bahwa persyaratan Bahasa Mandarin lebih tinggi dibandingkan Bahasa Inggris, barangkali bisa ditafsirkan dalam konteks berikut :
- Mayoritas perusahaan/investor berasal dari pengusaha keturunan Tionghoa.
Begitu juga dengan investasi asing dari negara-negara yang berbahasa mandarin cukup besar, seperti Tiongkok, Taiwan, Hongkong dan Singapura.
- Bahasa Mandarin, selain Inggris, semakin penting dalam percaturan bisnis global. Di kota besar minat masyarakat mempelajari Bahasa Mandarin sangat tinggi. Setiap pembukaan kursus Bahasa Mandarin, semua kelas selalu penuh. Motivasi utama mengikuti kursus Bahasa Mandarin adalah untuk bekerja (Jawa Pos, 18-4-2003).
- Tingginya syarat Bahasa Mandarin tampaknya juga berkaitan dengan jenis pekerjaan tertinggi yang ditawarkan perusahaan, yaitu Sales/marketing. Bahasa adalah modal utama berkomunikasi bagi seorang sales. Sedangkan mereka banyak berhubungan dengan mitra bisnis dari komunitas Tionghoa. Maka Bahasa Mandarin menjadi sarana pendekatan yang efektif.

6. Karakteristik Tenaga Kerja
a. Penampilan Fisik
Sejumlah 12,3% dari pekerjaan yang ditawarkan menuntut pekerja yang memiliki penampilan (fisik) menarik, rapi dan bersih (0,6%), dan tidak bertato (0,6%). Sebanyak 9,2% pekerjaan mensyaratkan pekerja dengan tinggi badan minimal tertentu.

Hal ini menunjukkan untuk jenis pekerjaan tertentu, faktor tinggi badan dipandang penting.
Tinggi badan minimal pekerja laki-laki yang dianggap “ideal” adalah 165cm (3,2%), sedangkan wanita 160cm (2,8%). Syarat tinggi badan minimal ini ternyata lebih banyak diterapkan pada wanita (5,4%) daripada laki-laki (3,8%).

Hal ini menunjukkan bahwa faktor tinggi badan wanita dalam menjalankan pekerjaan dipandang lebih penting daripada laki-laki. Barangkali di mata perusahaan, pekerja wanita dengan fisik yang lebih pendek dianggap kurang menarik, sedangkan bagi pekerja laki-laki, yang dinilai adalah hasil kerja dan prestasinya, faktor fisik kurang penting.

b. Kognitif
Secara kuantitas, prestasi belajar tidak banyak diterapkan dalam merekrut tenaga kerja lulusan SLTA. Hanya terdapat 3,2% pekerjaan yang mensyaratkan nilai rapor tertentu. Tampaknya nilai rapor bukan hal penting bagi pekerja lulusan SLTA untuk diterima bekerja. Barangkali karena pekerjaan yang tersedia bagi mereka tidak menuntut kemampuan kognitif yang tinggi.

c. Kepribadian Yang Baik
Perusahaan sangat menuntut pekerja yang jujur (12,3%) lebih dari lainnya. Hal ini bukan berarti, pekerja yang ramah, luwes, dan sopan yang prosentasenya lebih kecil, tidak penting. Tampaknya hanya masalah prioritas atau penekanan, bahwa bagi perusahaan, pekerja yang jujur lebih penting daripada yang ramah atau sopan misalnya.

d. Kesehatan
Menyangkut soal kesehatan, persyaratan yang dituntut adalah Tidak berkacamata (3,8%), Sehat jasmani (2,5%), dan Tidak buta warna (1,3%).

e. Komitmen Terhadap Pekerjaan
Komitmen terhadap pekerjaan ditunjukkan melalui Keuletan (12%), Tanggungjawab (3,8%), Rajin (3,2%), Disiplin (2,5%), Teliti (1,6%), Loyal (0,6%), dan Dedikasi tinggi (0,3%).

f. Pro Aktir
Sikap pro aktif yang dituntut dari pekerja meliputi : Aktif dalam bekerja (1,6%), Cekatan (1,6%), Energik (0,9%), Dinamis (0,6%), Berinisiatif (0,6%), Agresif (0,3%), Mobilitas tinggi (0,3%), dan Antusias (0,3%).

g. Kepemimpinan
Walaupun lulusan SLTA pada umumnya tidak berpeluang mengisi jabatan tinggi dalam suatu perusahaan, namun mereka dituntut memiliki jiwa kepemimpinan (2,5%). Setidaknya mereka harus memiliki unsur-unsur kepemimpinan seperti Ketegasan (1,9%), Kemandirian (0,9%), dan Percaya diri (0,3%).

h. Ambisi Yang Tinggi
Karakteristik pekerja yang memiliki ambisi tinggi antara lain Suka kerja keras (9,2%), Mempunyai motivasi tinggi (3,5%), Suka tantangan (3,2%), Sanggup bekerja di bawah tekanan (0,9%), Ambisius (0,6%), Mau maju (0,6%), dan berorientasi pada uang (0,3%).

i. Salesmanship
Jenis pekerjaan tertinggi yang tersedia bagi lulusan SLTA adalah Sales/marketing, maka menjadi sangat relevan bahwa persyaratan penting yang dituntut dari calon tenaga kerja adalah keterampilan yang berkaitan dengan kemampuan menjual dan minat tinggi terhadap bidang penjualan. Yaitu Kemampuan berkomunikasi (7,9%), Suka kerja lapangan (2,5%), Bisa bekerjasama dalam tim (1,6%), Pandai bernegosiasi (0,9%), Costumer oriented (0,9%), Kemampuan menjual (0,6%), Interpersonal skill (0,6%), dan Mempunyai relasi luas (0,3%).

j. Kerja Ekstra
Salah satu persyaratan yang dituntut pada tenaga kerja lulusan SLTA adalah kesediaan bekerja di luar jam kerja regular. Antara lain berupa: Kerja shift (5,1%), Kerja Lembur (1,3%), Kerja malam (0,3%). Bentuk lain dari kerja ekstra adalah kesediaan untuk melakukan Dinas luar kota (6,3%).

k. Penempatan Kerja
Sebanyak 13% dari pekerjaan yang ditawarkan menuntut kesediaan pekerja ditempatkan di kota lain.

l. Kendaraan Sendiri
Tidak banyak perusahaan yang menyediakan fasilitas kendaraan dan memberikan layanan antar jemput bagi karyawannya. Karena itu sebanyak 26,9% pekerjaan yang ditawarkan mensyaratkan calon tenaga kerja mempunyai kendaraan sendiri. Hal ini tentu merupakan penghematan bagi perusahaan.

E. Lowongan Pekerjaan Untuk Lulusan SMA DAN SMK

Dalam iklan lowongan kerja untuk lulusan SLTA seringkali perusahaan tidak secara tegas menyebutkan apakah calon tenga keja yang dibutuhkan berasal dari SMA atau SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Sebagian pemasang iklan tampaknya tidak mempersoalkan jenis sekolah calon tenaga kerja lulusan SLTA untuk lowongan kerja tertentu. Dalam penelitian ini, jika tidak disebut secara jelas calon tenaga kerja yang dibutuhkan berasal dari lulusan sekolah kejuruan, maka dianggap sebagai lulusan SMA.

Berdasarkan kategori tersebut, diperoleh perbandingan sampel yang kurang seimbang antara lulusan SMA dan SMK. Dari 316 pekerjaan yang menjadi sampel, yang mensyaratkan calon tenaga kerja berasal dari SMA sebanyak 82,6%, sedangkan untuk lulusan SMK hanya 17,4%.Dari sejumlah pekerjaan yang mensyaratkan lulusan SMK, sebanyak 76,1% berasal dari STM, 14,5% dari SMEA dan 9,1% dari SAA.

Sedikitnya jumlah lulusan SMK yang dicari melalui iklan lowongan kerja tidak serta merta bisa diartikan kebutuhan tenaga kerja lulusan kejuruan lebih kecil daripada lulusan SMA. Atau bahwa peluangnya lebih kecil untuk mendapatkan pekerjaan pada sektor formal. Barangkali pola rekrutmen untuk lulusan kejuruan jalur utamanya bukan melalui iklan di surat kabar.

1. Jenis Pekerjaan Untuk Lulusan SMA Dan SMK
Hasil analisa data menunjukkan, peluang kerja terbesar untuk lulusan SMA adalah Sales/marketing (47,5%), sedangkan untuk lulusan SMK adalah Teknisi/mekanik (50,1%).
Untuk peluang kerja Bagian lapangan ada perbedaan antara lulusan SMA dan SMK. Jenis pekerjaan lapangan untuk lulusan SMA meliputi Kurir/ekspedisi, kolektor, Surveyor, Executor. Sedangkan pekerjaan lapangan untuk lulusan SMK berhubungan dengan tehnis bangunan.

Dari struktur jabatan, peluang bagi lulusan SMA untuk mengisi jabatan yang lebih tinggi lebih terbuka dibandingkan lulusan SMK. Untuk lulusan SMA terdapat 14% pekerjaan sebagai Supervisor, 1,5% pekerjaan sebagai Kepala bagian, dan 1,1% pekerjaan masing-masing sebagai Koordinator dan Asisten. Sedangkan bagi lulusan SMK hanya tersedia 3,1% pekerjaan sebagai Supervisor, dan selebihnya 96,9% sebagai staf.

Kesimpulannya, kesempatan kerja bagi lulusan SMA, sebagaimana juga peluang untuk mendapatkan jabatan lebih tinggi dalam suatu pekerjaan, lebih besar daripada lulusan SMK.

2. Pengalaman Kerja
Dibandingkan lulusan SMA, persyaratan pengalaman kerja yang dituntut dari pekerja lulusan SMK lebih besar. Sebanyak 47,8% pekerjaan bagi lulusan SMA, berbanding 67% pekerjaan bagi lulusan SMK, mensyaratkan calon pekerja yang telah mempunyai pengalaman kerja. Sebaliknya, terdapat 52% pekerjaan untuk lulusan SMA yang tidak mensyaratkan pengalaman kerja, dibandingkan 32,7% untuk lulusan SMK.

Hal ini berarti kesempatan kerja bagi lulusan SMK lebih kompetitif dibandingkan lulusan SMA.

Syarat pengalaman kerja tertinggi bagi lulusan SMA dan SMK adalah 1 tahun dan 2 tahun. Namun secara umum, persyaratan bagi lulusan SMK lebih tinggi dari lulusan SMA. Semakin tinggi syarat minimal pengalaman kerja yang dituntut – yang menunjukkan kualifikasi tenaga kerja yang terampil dan terlatih – semakin besar peluang bekerja bagi lulusan SMK dibandingkan lulusan SMA.

Dengan demikian kebutuhan akan tenaga kerja yang berpengalaman pada tenaga kerja lulusan SMK lebih besar daripada lulusan SMA.

3. Keterampilan Tenaga Kerja
Keterampilan yang wajib dimiliki lulusan SMA dan SMK adalah komputer. Namun persyaratan yang dikenakan kepada lulusan SMK (20%) lebih besar daripada lulusan SMA (11,5%).
Sedangkan untuk keterampilan bahasa Mandarin, persyaratan yang dikenakan kepada lulusan SMA (10,7%) lebih besar daripada lulusan SMK (1,8%).
Untuk penguasaan bahasa Inggris yang dituntut dari tenaga kerja lulusan SMA dan SMK tidak berbeda banyak. Yaitu 5% untuk lulusan SMA dan 3.6% untuk lulusan SMK.

4. Karakteristik Tenaga Kerja Lulusan SMA Dan SMK
Secara umum, persyaratan yang dituntut dari tenaga kerja lulusan SMK tidak seketat dan sebanyak yang diterapkan pada tenaga kerja lulusan SMA. Walaupun untuk penampilan menarik merupakan kualitas yang paling banyak dituntut dari tenaga kerja lulusan SMK (10,9%), namun prosentasenya lebih kecil dibandingkan prosentase untuk kriteria yang sama pada tenaga kerja lulusan SMA (12,6%). Begitu juga untuk kriteria yang lain.

Barangkali untuk tenaga kerja lulusan SMK, bagi perusahaan yang utama adalah keterampilan khusus yang dimiliki sesuai jurusannya. Sedangkan untuk tenaga kerja lulusan SMA, karena tidak memiliki keterampilan khusus, maka kriteria atau persyaratan yang dikenakan lebih kompleks.

F. Keterbatasan Hasil Survei
Sesuai dengan ruang lingkup survei, maka hasil-hasil yang diperoleh tidak bisa dilakukan generalisasi dan tidak mencerminkan kondisi ketenagakerjaan di Indonesia secara keseluruhan. Hasil survei hendaknya ditafsirkan dalam konteks berikut :
- Lowongan kerja yang diungkap dalam survei ini terbatas pada lingkungan Lowongan kerja sektor formal di daerah perkotaan.
- Lowongan kerja yang dimaksudkan semata-mata hanya menunjukkan jenis/ ragam pekerjaan yang ditawarkan perusahaan pemasang iklan, bukan menunjukkan banyaknya/jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setiap jenis pekerjaan.
- Sumber data survei ini berasal dari iklan lowongan kerja pada surat kabar harian.
Berikutnya perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas dan metode yang berbeda, untuk menghasilkan gambaran tentang ketenagakerjaan lulusan SLTA yang lebih menyeluruh.

Penulis/peneliti : Tono Soegijanto


Artikel Terkait

PELUANG KERJA LULUSAN SMA
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email