Siswa merokok marah dengan guru BK

Ini terjadi betulan di suatu sekolah, saat guru BK ( guru BK A) ke kantin yang terletak di halaman belakang sekolah, guru BK A tersebut menjumpai seorang siswa kelas tiga sedang merokok, dengan cara baik baik guru tersebut menegur siswa yang merokok, siswa tersebut menjatuhkan rokoknya ke lantai kantin, oleh guru BK A rokok itu di injak sampai gepeng, apa lacur siswa yang merokok marah-marah pada guru BK A tentunya dengan cara tidak sopan sedangkan saat itu banyak siswa lain yang melihat kejadian ini, sang guru BK A diam saja, dengan memendam rasa malu guru BK A tersebut berlalu menuju ruang guru dan cerita dengan guru BK lainnya. (guru BK B)
Nah, disinilah pointnya, guru BK B yang dilapori dengan santai keluar ruang guru, berdiri dan melihat kearah halaman tengah sekolah ada siswa yang merokok tersebut sedang berjalan menuju kearah kelas nya, dengan serta merta guru BK B menghampiri siswa tersebut dan menanyakan apa yang terjadi dengan guru BK A di kantin, si siswa tidak bisa menjawab, secepat kilat muka siswa yang merokok tadi dikepret oleh guru BK B, siswa tersebut langsung memohon maaf pada guru BK B dan tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi, dijawab oleh guru BK B " kamu minta maaf pada guru BK A " saat itu juga siswa tersebut menghadap pada guru BK A ...........selanjutnya guru BK A menanyakan pada guru BK B, " itu siswa diapain " jawab guru BK B " gak diapa-apain "
Siswa tersebut berdomisili di sekitar sekolah, barangkali dia merasa jagoan ada di kampungnya sendiri, memang keseharian siswa ini jagoan dan berani ( nakal )
Setelah kejadian ini siswa tersebut berubah menjadi siswa yang sopan santun, telah beberapa tahun lalu lulus, sekarang buka bengkel motor.
Memang tidak dapat digenerlasasi (bahasa kerennya gebya uyah), terimakasih anda tidak mencontoh tindakan guru BK B dalam tulisan ini !!!
Untuk merubah tingkah laku siswa, tindakan yang diambil harus berdasarkan prinsip-prinsip bimbingan konseling, azas-azas bimbingan konseling, dan memakai metoda analisa perubahan tingkah laku (APTL) tentunya dengan sikap yang tulus ikhlas serta sabar. Sampai disini diharapkan keberhasilan konseling akan otipmal tetapi kadang-kadang meleset dari apa yang diharapkan. Dalam hal-hal tertentu kita dapat mengambil keputusan cepat tepat yang kadang-kadang melenceng dari prinsip-prinsip dan azas-azas konseling yang telah kita pelajari (semacam terapi dadakan), terapi dadakan ini sering juga menimbulkan efek jera, tetapi dalam melaksanakannya harus super hati-hati, jangan setengah hati, apalagi bila kita tidak punya hati, terapi dadakan ini jangan dipakai dalam menangani siswa yang mempunyai keberanian di atas rata-rata !!!
Kita-kita guru BK di SMA/SMK harus jeli melihat tingkahlaku setiap siswa asuh, (paling sedikit 160-200 siswa asuh), nah kan tidak mudah mengamati tingkah laku 200 siswa asuh, caranya kelompokan siswa sesuai dengan tingkah laku masing-masing, tingkahlaku tersebut barangkali yaitu berbohong, nakal, cari perhatian dan lain lain. Bila ada siswa yang bermasalah coba lihat ada kejadian apa di balik masalah tersebut dengan kata lain lihat masalah tersebut dari sudut pandang lain, yang berbeda dengan sudut pandang siswa, alurnya yaitu dari divergen ke konvergen diakhiri dengan divergen, coba analisa ungkapan-ungkapan siswa dan hadapi siswa dengan menggunakan hati paling dalam (gravitasi diri),
barangkali hal ini dapat dan bahkan sudah dilaksanakan oleh sebagian guru BK di sekolah.?! Hubungkan antara tingkahlaku keseharian siswa dengan apa yang menjadi masalahnya.
Lo kok jadi ngajari dah ach !

Artikel Terkait

Siswa merokok marah dengan guru BK
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email